Ichan, begitulah
orang-orang memanggilku. Entah berasal dari mana nama itu, aku juga tidak tahu.
Kalau dilihat mungkin agak aneh, karena nama asliku sangat jauh dari sapaan
itu. Namun, aku senang dengan nama itu. Mungkin nama itu membawa berkah bagiku.
Aku enjoy menanggapinya.
Alkausarni, itulah nama resmi yang tertera pada kartu keluarga dan
akta kelahiranku. Asli dari Aceh, anak Laskar
Keurupuk Mulieng Sigli. Alhamdulillah
lahir dalam keadaan normal di atas ranjang yang ada wilayah seputaran Garot
persisnya di Meunasah Keutapang, Gampong Aree. Aku lahir bertepatan tanggal
ulang tahun presiden Indonesia, SBY, pada 9 september 1992. Ya, lumayanlah untuk
numpang tenar.
Ayahku bernama Agusni. Aku tidak tahu bagaimana ayahku bisa bertemu dengan
Ibuku, Kartini. Ibuku juga asli dari Sigli, tapi besar di Medan. Makanya aku bingung
bagaimana orangtuaku ini bisa bertemu. Mungkin itulah yang dinamakan
"jodoh tak kan lari kemana".
Aku memiliki keluarga
yang lumayan cukup besar. Orangtuaku adalah warga negara yang taat pada
peraturan negara, yaitu menjalankan program KB (Keluarga Besar). Aku anak
ketujuh dari delapan bersaudara, lima laki-laki dan tiga perempuan, yang Alhamdulillah lahir dalam keadaan
selamat semua. Aku juga bingung kenapa semua saudara-saudariku memiliki nama
yang huruf awal dan akhirnya sama. Banyak teman-teman yang menanyakannya. Untuk
sementara ini aku belum mendapatkan jawaban yang pasti kenapa bisa begitu. Kalau
menurutku mungkin itu bisa saja kebetulan atau bisa jadi mengikuti huruf awal
dan akhir dari nama ayahku. Baiklah, aku akan membeberkan nama saudara-saudaraku
disertai foto juga agar pembaca tidak penasaran.
1.
Asrini
Ini kakakku yang pertama. Sudah menikah
dan punya dua putri dan satu putra. Kalau di rumah biasanya dipanggil dengan
sebutan kak As atau Rini. Dia ini penopang ekonomi keluarga kami. Orangnya keras,
tapi penyayang. Kakakku ini sekarang sedang mengembang bisnisnya yang telah
dijalani sejak dia masih duduk di bangku sekolah. Kelemahannya tidak bisa
bergaya apabila akan dipotret. Kalau sudah emosi tidak ada yang sanggup melawan
perlu usaha yang kuat untuk meredam emosi kakakku satu ini. Tapi intinya
beliau orangnya sangat penyayang.
2.
Azarni
Roly, itulah sebutan nama samaran abangku ini, tapi aku memanggilnya
dengan gelar Boly. Anak kedua dengan wajah manis dan garang. Memiliki banyak
keahlian, selaen bisa menangani pekerjaan kaum Adam juga mampu menyelesaikan
pekerjaan kaum Hawa. Abangku ini memilikii tugas sebagai security keluarga kami. Sudah menikah dan dikaruniai dua anak
perempuan.
3.
Ansarni
Abangku yang satu ini memiliki otak
yang cerdas. Di pesantren dia terkenal dengan sebutan Anco. Kalau di rumah kami
memanggilnya ustadz, mungkin karena latar belakang pendidikan dari pesantren
kami menyebutnya seperti itu. Posturnya agak kecil, ya mungkin sekitar 155 cm. Tapi
jangan anggap remeh ya, beliau gesit dan lincah dalam hal menggiring bola. Kalau
tidak percaya silakan saja main bersamanya.
4.
Azirni
Di rumah kami memanggilnya dengan
nama Bundet (bunda gendut), tidak terlalu gendut juga orangnya. Tapi nama
samaran asli kakak ku ini adalah Icik. Disiplin, rajin, dan bersih adalah
profilnya. Sudah menikah dan baru dikaruniai satu anak perempuan yang memiliki
suara yang dahsyat. Semasa SMA dan kuliah, kakakku hidup jauh dari kami. Delapan
tahun berpetualang di kota Metropolitan Medan dengan kondisi ekonomi keluarga
kami yang sedang carut marut pada saat itu. Tapi dengan keyakinan yang kuatnya,
dia mampu menjalani hidupnya yang jauh
dari kami.
5.
Anfalni
Abangku yang satu ini adalah orang
yang paling humoris di rumah. Dia yang memberikan julukan-julukan pada kami. Dia
sangat kreatif dalam hal itu. Ipan sapaan sehari-harinya. Di rumah, kami memberikan
gelar kepadanya sebagai asisten enyak.
Itu karena dia dekat sekali dengan ibu kami. Dalam urusan olahraga, khususnya
sepakbola dia ahlinya. Setiap ada turnamen sepakbola Agustus-an abangku ini
tidak pernah absen mengikutinya. Bahkan, aku dan dua abangku yang lain (Azarni
dan Ansarni) pernah bermain di tim yang sama dengannya. Sehingga banyak yang
menyarankan agar kami membuat klub dari keluarga kami sendiri. Dialah abang yang paling dekat denganku.
6.
Asfahmi
Cewek yang satu ini adalah kakakku yang bisa dibilang paling cantik di
antara kakak-kakakku yang lain. Saat ini kakakku bekerja di salah satu showroom
sepeda motor yang ada di daerah tempat tinggal kami. Ingin kuliah tapi tidak
kesampaian, itulah cita-citnya. Tapi sekarang dia sudah memiliki penghasilan sendiri
dan imbasnya lari kepadaku. Setiap bulan pasti ada saja beberapa nominal yang
aku dapat dari hasil keringat kakakku ini. Sudah banyak mungkin yang aku
habiskan dari penghasilannya. Nama samaran kakakku ini adalah Ipah, kalau di
rumah memiliki julukan "bukrim", itu karena dia suka krimbat.
7.
Alkausarni
Itu aku, kalau aku tidak perlu
dikenalkan lagi ya. Intinya aku orang paling ganteng di dunia ini. Itu menurut
versi ku sendiri, kalau menurut versi pembaca bagaimana?. Tapi kebanyakan orang
mengatakan begitulah. Jangan lupa panggil aku Ichan atau bisa juga Nachi.
8.
Afifni
Yang satu ini tempat lahirnya beda
dengan kami. Adikku ini lahir di Subulussalam, memiliki badan yang bisa
dibilang cukup besar dan atletis disertai dengan wajah tampan dan sangar. Anak yang
paling bontot dan bandel. Sekarang masih duduk di bangku SMP. Kami memanggilnya
dengan nama Apit si raja Point Blank.
Itu lah gambaran profil singkat
keluargaku. Sekarang kami tinggal di Kota Subulussalam, daerah perbatasan
dengan Provinsi Sumatera Utara tepatnya di jalan Cut Nyak Dien, Kecamatan
Simpang Kiri. Jangan lupa mampir ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar